Itulah yang sering kita lihat pada umat Islam saat ini.Berbagai macam kenikmatan didunia baik berupa harta, kedudukan dan lainnya merupakan ujian yang banyak menjerumuskan manusia ke jurang kesesatan. Demi mencapai kenikmatan dunia seseorang boleh saja rela berbuat apapun asal keinginannya terwujud. Tujuan hidupnya seolah-olah hanya untuk mencapai kesenangan duniawi belaka. Bahkan aktiviti ibadahnya pun tidak lepas dari keinginan untuk mendapatkan kenikmatan duniawi.
Mereka memang gemar sekali bersedekah dan rajin bangun di tengah malam untuk bertahajud, namun dengan tujuan hanyalah untuk memperlancar rezeki dan karier. Niat di dalam hati senyatanya tidak ikhlas kerana Allah, namun hanya ingin mendapatkan tujuan-tujuan duniawi semata-mata. Kalau memang demikian, mereka adalah termasuk orang-orang yang tercela sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut.
Allah Ta’ala berfirman,“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, nescaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11] : 15-16)
Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan bahawa siapa saja yang menghendaki balasan duniawi dari amal ibadahnya, maka Alllah akan memberikannya di dunia ini. Akan tetapi kelak ia akan merugi di hari kiamat, ketika ia sangat memerlukan amal ibadah. Bahkan dengan amal ibadahnya itu ia telah menjerumuskan dirinya ke dalam neraka. Balasan amal solehnya itu telah ia rasakan di dunia, seluruhnya telah terhapus, hilang serta tidak dapat digunakan untuk menyelamatkannya pada hari kiamat.
Mereka yang beramal seperti ini: “nescaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”. Maksudnya adalah mereka akan diberikan dunia yang mereka inginkan. Ini semua diberikan bukan kerana mereka telah berbuat baik, namun semata-mata akan membuat terlena dan terjerumus dalam kebinasaan kerana rosaknya amalan mereka. Dan juga mereka tidak akan pernah yubkhosuun, iaitu dunia yang diberikan kepada mereka tidak akan dikurangi. Ini bererti mereka akan diberikan dunia yang mereka cari seutuhnya (sempurna).
Sungguh betapa banyak orang yang melaksanakan solat malam, puasa sunnah dan banyak sedekah, namun itu semua dilakukan hanya bertujuan untuk menggapai kekayaan dunia, memperlancar rezeki, umur panjang, dan lain sebagainya.
Jika seseorang beramal untuk mencari dunia, maka dia memang akan diberi. Dengan banyak melakukan amalan soleh,dengan solat tahajud, puasa isnin-khamis yang dia lakukan hanya ingin meraih dunia, maka dunia memang akan dia peroleh dan Allah pun tidak akan mengurangi hal tersebut sesuai yang Dia tetapkan.Ia boleh jadi seseorang akan bertambah sihat, rezeki semakin lancar dan karier terus meningkat. Dan itu senyatanya yang mereka peroleh namun apa yang mereka peroleh di akhirat? Sungguh di akhirat dia akan sangat merugi. Dia tidak akan memperoleh balasan di akhirat disebabkan amalannya yang hanya ingin mencari-cari dunia.
Lihatlah firman Allah selanjutnya (yang ertinya), “Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka”. Inilah akibat orang yang hanya beribadah untuk mendapat tujuan dunia saja. Mereka memang di dunia akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adapun di akhirat, mereka tidak akan memperoleh pahala kerana mereka dalam beramal tidak menginginkan akhirat.
Orang-orang seperti ini juga dikatakan: “lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. Ini semua dikeranakan mereka dahulu di dunia beramal tidak ikhlas untuk mengharapkan wajah Allah sehingga ketika di akhirat, sia-sialah amalan mereka. (Lihat penjelasan ayat ini di I’aanatul Mustafid, 2/92-93)
Ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhu- menafsirkan surat Hud ayat 15-16. Beliau –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan, “Sesungguhnya orang yang riya’, mereka hanya ingin memperoleh balasan kebaikan yang telah mereka lakukan, namun mereka minta segera dibalas di dunia.”
Ibnu ‘Abbas juga mengatakan,“Barangsiapa yang melakukan amalan puasa, solat atau solat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari Allah: “Allah akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti kerana mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”.
Qotadah mengatakan,“Barangsiapa yang dunia adalah tujuannya, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan solehnya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya di dunia. Namun ketika di akhirat, dia tidak akan memperoleh kebaikan apa-apa sebagai balasan untuknya. Adapun seorang mukmin yang ikhlas dalam beribadah (yang hanya ingin mengharapkan wajah Allah), dia akan mendapatkan balasan di dunia juga dia akan mendapatkan balasan di akhirat.”(Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, tafsir surat Hud ayat 15-16)
Allah Ta’ala berfirman,“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20)
Ibnu Katsir –rahimahullah- menafsirkan ayat di atas," … Namun jika yang ingin dicapai adalah dunia dan dia tidak punya keinginan menggapai akhirat sama sekali, maka balasan akhirat tidak akan Allah beri dan dunia pun akan diberi sesuai dengan yang Allah kehendaki. Dan jika Allah kehendaki, dunia dan akhirat sekaligus tidak akan dia peroleh. Orang seperti ini hanya merasa senang dengan keinginannya saja, namun barangkali akhirat dan dunia akan lenyap seluruhnya dari dirinya.”
Ats Tsauri berkata, dari Mughiroh, dari Abul ‘Aliyah, dari Ubay bin Ka’ab -radhiyallahu ‘anhu-, beliau mengatakan,“Umat ini diberi khabar gembira dengan kemuliaan, kedudukan, agama dan kekuatan di muka bumi. Barangsiapa dari umat ini yang melakukan amalan akhirat untuk meraih dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan satu bagian pun.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, Al Hakim dan Al Baiaqi. Al Hakim mengatakan sanadnya shahih. Syaikh Al Albani mensahihkan hadits ini dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib)
Terdapat pula riwayat dalam Al Baihaqi, Rasulullah bersabda,"Umat ini diberi khabar gembira dengan kemudahan, kedudukan dan kemulian dengan agama dan kekuatan di muka bumi, juga akan diberi pertolongan. Barangsiapa yang melakukan amalan akhirat untuk mencari dunia, maka dia tidak akan memperoleh satu bagian pun di akhirat. ”
No comments:
Post a Comment